Sabtu, 06 Agustus 2016

MANAGEMEN RESCUE ( dasar)



I.
PENDAHULUAN

Pada dasarnya manusia hidup di dunia tidak akan bisa tidak bergantung dengan manusia lain, sehingga manusia dikenal sebagai makluk social, saling bergantung, saling membutuhkan yang berimbang akan menciptakan keharmonisan social umat manusia itu sendiri. Dalam dunia yang tidak menutup kemungkinan adanya kejadian musibah atau bencana yang mengancam kenyamanan dan bahkan mengancam jiwa manusia yang mengilhami manusia itu sendiri untuk berbuat sesuatu guna membantu dan menolong mereka yang tidak berdaya menghadapi ancaman bahaya. Salah satu upaya untuk membantu sesame tersebut adalah dalam bentuk melakukan pertolongan terhadap manusia yang tidak berdaya tersebut, sehingga dikenal dengan istilah pertolongan atau Rescue.

II.
HAKEKAT RESCUE

Hakekat Rescue adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang dalam upaya untuk melakukan tindakan pertolongan terhadap manusia atau sekelompok  manusia yang terancam jiwanya oleh karena kejadian yang tidak diharapkan.

III.
PELAKSANAAN KEGIATAN RESCUE


1.
Sebelum Bencana / Musibah terjadi
Mengevakuasi manusia atau sekelompok manusia (masyarakat) dikawasan yang diperkirakan akan terjadi bencana / musibah, ke wilayah yang lebih aman.


2.
Setelah atau saat Bencana terjadi
Melakukan pertolongan terhadap manusia atau sekelompok manusia yang menjadi korban akibat kejadian musibah atau bencana.

IV.
TUGAS RESCUER
·         Melakukan tindakan penyelamatan untuk meminimalkan kemungkinan adanya korban cedera dan meninggal;
·         Menstabilkan korban musibah agar siap untuk dievakuasi;
·         Mengevakuasi korban dari lokasi musibah ke tempat yang memiliki vasilitas pertolongan yang memadai;
·         Melakukan Identifikasi korban musibah, pencatatan data korban sebagai data awal. Dan kemudian menyerahkan data tersebut kepada yang berwenang.

V.
PENGETAHUAN YANG HARU DIMILIKI RESCUER

1.
Pengetahuan Menegemen.
·         Pengetahuan tentang koordinasi antar unsure penolong, yang dimaksud adalah bisa melakukan koordinasi dengan unsure-unsur penolong lain yang ada di lokasi dalam rangka melaksanakan kegiatan pertolongan sehingga didapat kinerja yang evisien dan efektif;
·         Pengetahuan tentang kerjasama Tim, agar supaya didapat kerja tim yang efektif, baik dalam satu tim maupun bekerjasama dengan tim lain;
·         Pengetahuan manegemen pertolongan darurat medis. Pertolongan Pertama Darurat Medis sangat diperlukan dalam rangka melakukan kegiatan pertolongan pada korban musibah maupun bencana.  Sehingga pertolongan




Yang dilakukan dapat berhasil guna dan bukan malah memperburuk keadaan korban;
·         Pengetahuan tentang menegemen pelaporan. Pelaporan adalah salah satu unsure penting dalam kegiatan pertolongan, dengan adanya cara pelaporan yang baik, maka akan memudahkan pendataan pada kejadian musibah atau bencana yang bersangkutan;
·         Pengetahuan tentang komonikasi, baik dengan fasilitas radio maupun komonikasi suara dan visual.  Untuk melaksanakan kegiatan pertolongan tidak jarang harus dilakukan komonikasi, baik antar Rescuer yang bertugas, maupun tim dilapangan dengan Pos Induk kegiatan untuk didapat kinerja yang efektif, selain kegiatan komonikasi menggunakan fasilitas radio komonikasi, juga sering dilakukan dengan sarana lain, missal dengan menggunakan peluit, lampu senter bahkan menggunakan kode-kode dengan menggunakan gerakan tangan.

2.
Pengetahuan Teknik
·         Pengetahuan tentang alat keselamatan diri. Alat keselamatan diri sangat berguna untuk menyelamatkan diri Rescuer sebelum melakukan pertolongan terhadap korban, sebagai contoh untuk melindungi diri supaya tidak tenggelam dalam melakukan pertolongan di kawasan perairan, maka Rescuer melengkapi diri dengan pelampung;
·         Pengetahuan tentang psikologi korban musibah masal. Dalam melakukan pertolongan pada sekelompok orang yang baru tertimpa musibah dan dalam keadaan cedera dan panic, maka Rescuer harus mampu untuk melakukan tindakan positif dalam rangka menolong korban agar supaya dapat melakukan kegiatan pertolongan dengan baik. Dalam kondisi seperti itu, Rescuer harus tenang dan dapat melakukan langkah tindakan yang tepat;
·         Pengetahuan tentang lingkungan lokasi musibah. Yang dimaksud adalah Rescuer harus mengenali betul lokasi dimana musibah terjadi, dengan demikian maka Rescuer dapat mengambil langkah agar Rescuer dan korban yang akan ditolongdalam keadaan aman;
·         Pengetahuan tentang Pertolongan Pertama Gawat Darurat. Rescuer adalah andalan korban pada awal melakukan pertolongan, terutama pertolongan darurat medis, keselamatan korban mutlak ditangan Rescuer. Sehingga penggunaan teknik Pertolongan Pertama Gawat Darurat sangat diperlukan agar tidak terjadi keslahan pada pertolongan pertama;
·         Pengetahuan tentang tata cara evakuasi korban cedera. Keselamatan korban cedera sangat ditentukan oleh teknik evakuasi yang benar, bila salah dalam melakukan evakuasi maka konsekwensinya adalah korban yang harusnya adapt diselamatkan malah meninggal dunia atau cacat seumur hidup;
·         Pengetahuan tentang peralatan pertolongan korban cedera. Pemilihan dan penggunakan peralatan pertolongan yang tepat selain mempercepat dan mengefektifkan proses pertyolongan juga mengamankan korban dengan lebih baik.

VI.
PERALATAN / PERLENGKAPAN


1.
Perlengkapan Perorangan
·         Peralatan keselamatan diri, sesuai dengan lokasi yang dihadapi;
·         PPPK Kit perorangan;




·         Peralatan penerangan perorangan, biasanya digunakan headlamp karena sangat efektif, dengan menggunakan headlamp kita bisa memaksimalkan kedua tangan kita untuk bekerja, selain itu disiapkan juga lampu cadangan berupa senter kecil;
·         Peralatan komonikasi perorangan. Peralatan komonikasi berupa Handy Talky ( HT )_ selain itu juga peluit;
·         Rain Gear disarankan jangan menggunakan ponco karena tidak praktis, gunakan raingear yang terdiri dari 2 bagian, yaitu atasan dan bawahan yang terpisah;
·         Logistik pribadi bisa berupa makanan kecil sampai dengan makanan siap saji untuk cadangan bila logistic terlambat, air minum yang cukup, juga permen atau cokelat untuk kebutuhan energy instant;
·         Dokumenen pribadi / Kartu Identitas. Kartu Identitas diri sangat penting untuk menunjukan jati diri Rescuer, jangan sampai maksud baik hendak menolong malah menjadi masalah karena tidak bisa menunjukan Identitas;
·         Peralatan tulis menulis fungsinya adalah untuk melakukan catatan, Identifikasi, maupun membuat jornal kegiatan sementara;
·         Peralatan penunjang lainnya bisa dipilih peralatan praktis yang sekiranya akan digunakan dalam kegiatan pertolongan.

2.
Peralatan Team
·         Radio komunikasi. Radio komunikasi untuk melakukan koordinasi maupun mengkoordinir anggota Rescuer yang bertugas di Lapangan;
·         Formulir-formulir pendataan dan pelaporan sangat berguna untuk memenuhi kegiatan pertolongabn pada sector administrasi,  selain memberikan pertolongan kepada korban, sector administrasi tidak dapat diabaikan begitu saja;
·         Medical Kit untuk pertolongan. Medical Kit untuk pertolongan dipilih sesuai dengan kasus yang akan dihadapi, selain jenis juga jumlah yang cukup untuk menolong korban;
·         Tandu darurat. Tandu darurat ada bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan, pilih tandu darurat yang tepat agar pertolongan dapat dilaksnakan secara efektif, missal untuk evaluasi korban dengan kasus patah tulang belakang harus digunakan spinal board;
·         Peralatan dukumentasi. Selain pendokumentasian secara tertulis, perlu dilengkapi dengan dokumentasi foto atau film, atau kedua-duanya;
·         Alat transportasi tim. Untuk menjangkau lokasi musibah diperlukan alat transportasi, pilih alat transportasi yang cocok sehingga dapat menjangkau dan mengangkut baik personil maupun peralatan dengan baik;
·         Peralatan penunjang sesuai penugasan. Pilih peralatan penunjang yang tepat supaya kegiatan pertolongan dapat terlaksana dengan efisien. Perahu karet untuk pertolongan diwilayah perairan.

VII.
TAHAPAN DALAM OPERASI RESCUE


1.
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan tahapan dalam oprasi Rescue adalah untuk memudahkan sistematika oprasi, mengefisienkan oprasi dan mendayagunakan potensi sesuai kebutuhan.



2.
Penggolongan Kegiatan Rescue

a.
Golongan  Darurat ( Emergency )
Golongan ini adalah Golongan yang memerlukan respon cepat, karena korban masih mungkin diselamatkan jiwanya apabila dilakukan pertolongan segera, golongan yang memerlukan respon cepat adalah :
·         Bencana alam yang tidak dapat diprediksi;
·         Insiden kecelakaan transportasi masal;
·         Kecelakaan rekreasi / individual;
·         Insiden terorisme;
·         Dll.

b.
Golongan tidak darurat ( non Emergency )
Golongan ini adalah golongan yang tidak memerlukan respon cepat, karena kondisi dapat diprediksi kemungkinannya akan menelan korban atau tidak atau korban sudah dalam keadaan meninggal dunia, golongan yang tidak memerlukan respon cepat adalah
·         Bencana alam yang dapat diprediksi;
·         Pertolongan pada korban bencana alam pasca keadaan darurat;
·         Korban tenggelam dalam kasus kecelakaan perairan;
·         Dll.

VIII.
TAHAB-TAHAB OPERASI RESCUE

Dalam melakukan kegiatan operasi Rescue, dikenal beberapa tahapan, tahapan ini bermanfaat untuk mengklasifikasikan kegiatan yang sedang dilaksanakan, adapun tahapan tersebut adalah :

1.
Tahab Menyadari
Tahap menyadari adalah tahapan dimana suatu insiden sedang terjadi, hal ini diketahui ketika berita insiden diterima, baik melalui radio, telepon, maupun pelapor secara langsung ataupun melalui sarana lain. Dalam tahapan ini perlu dilakukan penilaian terhapab berita yang masuk untuk menentukan perlu atau tidaknya operasi Rescue dilaksanakan.

Untuk menentukan perlu atau tidaknya operasi Rescue dilaksanakan harus dipertimbangkan antara lain :
·         Keakuratan berita;
·         Lokasi Insiden;
·         Kemampuan personil dan peralatan;
·         Kemampuan menyangga logistic;
·         Lama waktu operasi.

2.
Tahap Perencanaan Operasi

Setelah melalui tahapan menyadari dan dinyatakan harus dilakukan operasi pertolongan maka tahapan selanjutnya adalah tahapan perencanaan operasi. Dalam perencanaan yang perlu diperhatikan adalah data dasar perencanaan. Data dasar perencanaan meliputi :




a.
Data-Data awal yang dibutuhkan untuk menyusun perencanaan
·         Data jenis Insiden;
·         Data administrasi lokasi insiden;
·         Data korban, bila korban missal kemungkinan jumlah korban yang ada dan derajat kegawatan korban;
·         Data waktu kejadian.

b.
Data-Data lain yang diperlukan

c.
Golongan Darah

d.
Data tambahan dari tim Advance / Tim Aju

e.
Jumlah dan kualitas personil yang tersedia

f.
Penghitungan kebutuhan logistik

g.
Rute perjalanan ke TKP dan kemungkinan Rute alternatif

h.
Peralatan pertolongan dan perlengkapan individu penolong yang perlu disiapkan

i.
Peralatan transportasi

j.
Fasilitas kedaruratan ( Rumah Sakit / PUSKESMAS ) terdekat dengan TKP

k.
Koordinasi dengan pihak lain yang terkait

l.
Data-data tambahan sebagai pelengkap adalah data yang dihimpun dari informasi lanjutan maupun informasi dari Tim Advance / Tim Aju :
·         Koreksi dari data awal bila ada kekeliruan;
·         Data-data TKP dan jenis insiden yang terjadi secara lebih rinci;
·         Unit / Tim Rescue yang telah berada di TKP;
·         Peralatan dan Logistik yang harus disiapkan;
·         Kualifikasi personil Rescue yang dibutuhkan;
·         Kemungkinan ada hambatan di rute yang direncanakan dan data kemungkinan rute alternative.

3.
Tahap Operasi


a.
Segera dibentuk organisasi operasi

b.
Tentukan jaris komunikasi baik untuk operasi di TKP maupun koordinasi dengan markan Induk

c.
Perhitungkan kemampuan personil yang ada

d.
Perhitungkan Logistik yang tersedia

e.
Lakukan koordinasi dengan otoritas setempat

f.
Rencanakan kemungkinan penambahan / pergantian personil

g.
Rencanakan kemungkinan penambahan logistic bila durasi waktu operasi diperkirakan lebih lama dari perkiraan awal

h
Rencanakan kemungkinan kebutuhan bantuan fasilitas baik dari sumber setempat maupun dari sumber lain

i.
Mulai menyusun kronologi operasi

j.
Kumpulkan dokumentasi

4.
Tahab Akhir Penugasan
Tahab akhir penugasan adalah tahapan dimana operasi pertolongan telah selesai . Hal ini dimungkinkan apabila :

a.
Subyek / korban telah tertolong semua

b.
Kemungkinan sangat kecil menemukan dan menolong subyek / korban

c.
Waktu yang direncanakan telah habis tanpa ada tanda-tanda menemukan subyek / korban.





X.
PENUTUP

Demikian uraian singkat tentang managemen Rescue yang harus dipahami oleh Rescuer dalam rangka melaksanakan kegiatannya, pedoman diatas merupakan pedoman dasar yang masih bisa dimodifikasi untuk disesuaikan dengan kondisi dan kegiatan yang akan dihadapi.




SEKIAN  TERIMA  KASIH
“ LINMAS ORA PERLU KONDANG SING PENTING TUMANDANG
BAR KUWI MADHANG “


Tidak ada komentar:

Posting Komentar