I.
|
PENDAHULUAN
Pada
dasarnya manusia hidup di dunia tidak akan bisa tidak bergantung dengan
manusia lain, sehingga manusia dikenal sebagai makluk social, saling
bergantung, saling membutuhkan yang berimbang akan menciptakan keharmonisan
social umat manusia itu sendiri. Dalam dunia yang tidak menutup kemungkinan
adanya kejadian musibah atau bencana yang mengancam kenyamanan dan bahkan
mengancam jiwa manusia yang mengilhami manusia itu sendiri untuk berbuat
sesuatu guna membantu dan menolong mereka yang tidak berdaya menghadapi
ancaman bahaya. Salah satu upaya untuk membantu sesame tersebut adalah dalam
bentuk melakukan pertolongan terhadap manusia yang tidak berdaya tersebut,
sehingga dikenal dengan istilah pertolongan atau Rescue.
|
||
II.
|
HAKEKAT RESCUE
Hakekat
Rescue adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang
dalam upaya untuk melakukan tindakan pertolongan terhadap manusia atau
sekelompok manusia yang terancam
jiwanya oleh karena kejadian yang tidak diharapkan.
|
||
III.
|
PELAKSANAAN KEGIATAN RESCUE
|
||
1.
|
Sebelum Bencana / Musibah terjadi
Mengevakuasi
manusia atau sekelompok manusia (masyarakat) dikawasan yang diperkirakan akan
terjadi bencana / musibah, ke wilayah yang lebih aman.
|
||
2.
|
Setelah atau saat Bencana terjadi
Melakukan pertolongan
terhadap manusia atau sekelompok manusia yang menjadi korban akibat kejadian
musibah atau bencana.
|
||
IV.
|
TUGAS RESCUER
·
Melakukan
tindakan penyelamatan untuk meminimalkan kemungkinan adanya korban cedera dan
meninggal;
·
Menstabilkan
korban musibah agar siap untuk dievakuasi;
·
Mengevakuasi
korban dari lokasi musibah ke tempat yang memiliki vasilitas pertolongan yang
memadai;
·
Melakukan
Identifikasi korban musibah, pencatatan data korban sebagai data awal. Dan
kemudian menyerahkan data tersebut kepada yang berwenang.
|
V.
|
PENGETAHUAN YANG HARU DIMILIKI RESCUER
|
1.
|
Pengetahuan Menegemen.
·
Pengetahuan
tentang koordinasi antar unsure penolong, yang dimaksud adalah bisa melakukan
koordinasi dengan unsure-unsur penolong lain yang ada di lokasi dalam rangka
melaksanakan kegiatan pertolongan sehingga didapat kinerja yang evisien dan
efektif;
·
Pengetahuan
tentang kerjasama Tim, agar supaya didapat kerja tim yang efektif, baik dalam
satu tim maupun bekerjasama dengan tim lain;
·
Pengetahuan
manegemen pertolongan darurat medis. Pertolongan Pertama Darurat Medis sangat
diperlukan dalam rangka melakukan kegiatan pertolongan pada korban musibah
maupun bencana. Sehingga pertolongan
|
Yang dilakukan dapat berhasil guna dan bukan malah
memperburuk keadaan korban;
·
Pengetahuan
tentang menegemen pelaporan. Pelaporan adalah salah satu unsure penting dalam
kegiatan pertolongan, dengan adanya cara pelaporan yang baik, maka akan
memudahkan pendataan pada kejadian musibah atau bencana yang bersangkutan;
·
Pengetahuan
tentang komonikasi, baik dengan fasilitas radio maupun komonikasi suara dan
visual. Untuk melaksanakan kegiatan
pertolongan tidak jarang harus dilakukan komonikasi, baik antar Rescuer yang
bertugas, maupun tim dilapangan dengan Pos Induk kegiatan untuk didapat
kinerja yang efektif, selain kegiatan komonikasi menggunakan fasilitas radio
komonikasi, juga sering dilakukan dengan sarana lain, missal dengan
menggunakan peluit, lampu senter bahkan menggunakan kode-kode dengan menggunakan
gerakan tangan.
|
2.
|
Pengetahuan Teknik
·
Pengetahuan
tentang alat keselamatan diri. Alat keselamatan diri sangat berguna untuk
menyelamatkan diri Rescuer sebelum melakukan
pertolongan terhadap korban, sebagai contoh untuk melindungi diri supaya
tidak tenggelam dalam melakukan pertolongan di kawasan perairan, maka Rescuer
melengkapi diri dengan pelampung;
·
Pengetahuan
tentang psikologi korban musibah masal. Dalam melakukan pertolongan pada
sekelompok orang yang baru tertimpa musibah dan dalam keadaan cedera dan
panic, maka Rescuer harus mampu untuk melakukan tindakan positif dalam
rangka menolong korban agar supaya dapat melakukan kegiatan pertolongan
dengan baik. Dalam kondisi seperti itu, Rescuer harus tenang dan dapat
melakukan langkah tindakan yang tepat;
·
Pengetahuan
tentang lingkungan lokasi musibah. Yang dimaksud adalah Rescuer harus mengenali
betul lokasi dimana musibah terjadi, dengan demikian maka Rescuer
dapat mengambil langkah agar Rescuer dan korban yang akan
ditolongdalam keadaan aman;
·
Pengetahuan
tentang Pertolongan Pertama Gawat Darurat. Rescuer adalah andalan
korban pada awal melakukan pertolongan, terutama pertolongan darurat medis,
keselamatan korban mutlak ditangan Rescuer. Sehingga penggunaan
teknik Pertolongan Pertama Gawat Darurat sangat diperlukan agar tidak terjadi
keslahan pada pertolongan pertama;
·
Pengetahuan
tentang tata cara evakuasi korban cedera. Keselamatan korban cedera sangat
ditentukan oleh teknik evakuasi yang benar, bila salah dalam melakukan
evakuasi maka konsekwensinya adalah korban yang harusnya adapt diselamatkan
malah meninggal dunia atau cacat seumur hidup;
·
Pengetahuan
tentang peralatan pertolongan korban cedera. Pemilihan dan penggunakan
peralatan pertolongan yang tepat selain mempercepat dan mengefektifkan proses
pertyolongan juga mengamankan korban dengan lebih baik.
|
VI.
|
PERALATAN / PERLENGKAPAN
|
||
1.
|
Perlengkapan Perorangan
·
Peralatan
keselamatan diri, sesuai dengan lokasi yang dihadapi;
·
PPPK
Kit perorangan;
|
||
·
Peralatan
penerangan perorangan, biasanya digunakan headlamp karena sangat
efektif, dengan menggunakan headlamp kita bisa memaksimalkan
kedua tangan kita untuk bekerja, selain itu disiapkan juga lampu cadangan
berupa senter kecil;
·
Peralatan
komonikasi perorangan. Peralatan komonikasi berupa Handy Talky ( HT )_
selain itu juga peluit;
·
Rain
Gear disarankan jangan menggunakan ponco karena tidak praktis, gunakan
raingear yang terdiri dari 2 bagian, yaitu atasan dan bawahan yang terpisah;
·
Logistik
pribadi bisa berupa makanan kecil sampai dengan makanan siap saji untuk
cadangan bila logistic terlambat, air minum yang cukup, juga permen atau
cokelat untuk kebutuhan energy instant;
·
Dokumenen
pribadi / Kartu Identitas. Kartu Identitas diri sangat penting untuk
menunjukan jati diri Rescuer, jangan sampai maksud baik
hendak menolong malah menjadi masalah karena tidak bisa menunjukan Identitas;
·
Peralatan
tulis menulis fungsinya adalah untuk melakukan catatan, Identifikasi, maupun
membuat jornal kegiatan sementara;
·
Peralatan
penunjang lainnya bisa dipilih peralatan praktis yang sekiranya akan
digunakan dalam kegiatan pertolongan.
|
2.
|
Peralatan Team
·
Radio
komunikasi. Radio komunikasi untuk melakukan koordinasi maupun mengkoordinir
anggota Rescuer yang bertugas di Lapangan;
·
Formulir-formulir
pendataan dan pelaporan sangat berguna untuk memenuhi kegiatan pertolongabn
pada sector administrasi, selain
memberikan pertolongan kepada korban, sector administrasi tidak dapat
diabaikan begitu saja;
·
Medical
Kit untuk pertolongan. Medical Kit untuk pertolongan dipilih sesuai dengan
kasus yang akan dihadapi, selain jenis juga jumlah yang cukup untuk menolong
korban;
·
Tandu
darurat. Tandu darurat ada bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan, pilih
tandu darurat yang tepat agar pertolongan dapat dilaksnakan secara efektif,
missal untuk evaluasi korban dengan kasus patah tulang belakang harus
digunakan spinal board;
·
Peralatan
dukumentasi. Selain pendokumentasian secara tertulis, perlu dilengkapi dengan
dokumentasi foto atau film, atau kedua-duanya;
·
Alat
transportasi tim. Untuk menjangkau lokasi musibah diperlukan alat
transportasi, pilih alat transportasi yang cocok sehingga dapat menjangkau
dan mengangkut baik personil maupun peralatan dengan baik;
·
Peralatan
penunjang sesuai penugasan. Pilih peralatan penunjang yang tepat supaya
kegiatan pertolongan dapat terlaksana dengan efisien. Perahu karet untuk
pertolongan diwilayah perairan.
|
VII.
|
TAHAPAN DALAM OPERASI RESCUE
|
1.
|
Maksud dan Tujuan
Maksud
dan tujuan tahapan dalam oprasi Rescue adalah untuk memudahkan sistematika
oprasi, mengefisienkan oprasi dan mendayagunakan potensi sesuai kebutuhan.
|
2.
|
Penggolongan Kegiatan Rescue
|
a.
|
Golongan
Darurat ( Emergency )
Golongan ini adalah Golongan yang
memerlukan respon cepat, karena korban masih mungkin diselamatkan jiwanya
apabila dilakukan pertolongan segera, golongan yang memerlukan respon cepat
adalah :
·
Bencana alam yang tidak dapat diprediksi;
·
Insiden kecelakaan transportasi masal;
·
Kecelakaan rekreasi / individual;
·
Insiden terorisme;
·
Dll.
|
b.
|
Golongan tidak darurat ( non Emergency )
Golongan
ini adalah golongan yang tidak memerlukan respon cepat, karena kondisi dapat
diprediksi kemungkinannya akan menelan korban atau tidak atau korban sudah
dalam keadaan meninggal dunia, golongan yang tidak memerlukan respon cepat
adalah
·
Bencana
alam yang dapat diprediksi;
·
Pertolongan
pada korban bencana alam pasca keadaan darurat;
·
Korban
tenggelam dalam kasus kecelakaan perairan;
·
Dll.
|
VIII.
|
TAHAB-TAHAB OPERASI RESCUE
Dalam
melakukan kegiatan operasi Rescue, dikenal beberapa tahapan, tahapan ini
bermanfaat untuk mengklasifikasikan kegiatan yang sedang dilaksanakan, adapun
tahapan tersebut adalah :
|
1.
|
Tahab Menyadari
Tahap
menyadari adalah tahapan dimana suatu insiden sedang terjadi, hal ini
diketahui ketika berita insiden diterima, baik melalui radio, telepon, maupun
pelapor secara langsung ataupun melalui sarana lain. Dalam tahapan ini perlu
dilakukan penilaian terhapab berita yang masuk untuk menentukan perlu atau
tidaknya operasi Rescue dilaksanakan.
Untuk
menentukan perlu atau tidaknya operasi Rescue dilaksanakan harus
dipertimbangkan antara lain :
·
Keakuratan
berita;
·
Lokasi
Insiden;
·
Kemampuan
personil dan peralatan;
·
Kemampuan
menyangga logistic;
·
Lama
waktu operasi.
|
2.
|
Tahap Perencanaan Operasi
Setelah
melalui tahapan menyadari dan dinyatakan harus dilakukan operasi pertolongan
maka tahapan selanjutnya adalah tahapan perencanaan operasi. Dalam
perencanaan yang perlu diperhatikan adalah data dasar perencanaan. Data dasar
perencanaan meliputi :
|
a.
|
Data-Data awal yang dibutuhkan untuk menyusun
perencanaan
·
Data
jenis Insiden;
·
Data
administrasi lokasi insiden;
·
Data
korban, bila korban missal kemungkinan jumlah korban yang ada dan derajat
kegawatan korban;
·
Data
waktu kejadian.
|
|
b.
|
Data-Data
lain yang diperlukan
|
|
c.
|
Golongan
Darah
|
|
d.
|
Data
tambahan dari tim Advance / Tim Aju
|
|
e.
|
Jumlah
dan kualitas personil yang tersedia
|
|
f.
|
Penghitungan
kebutuhan logistik
|
|
g.
|
Rute
perjalanan ke TKP dan kemungkinan Rute alternatif
|
|
h.
|
Peralatan
pertolongan dan perlengkapan individu penolong yang perlu disiapkan
|
|
i.
|
Peralatan
transportasi
|
|
j.
|
Fasilitas
kedaruratan ( Rumah Sakit / PUSKESMAS ) terdekat dengan TKP
|
|
k.
|
Koordinasi
dengan pihak lain yang terkait
|
|
l.
|
Data-data
tambahan sebagai pelengkap adalah data yang dihimpun dari informasi lanjutan
maupun informasi dari Tim Advance / Tim Aju :
·
Koreksi
dari data awal bila ada kekeliruan;
·
Data-data
TKP dan jenis insiden yang terjadi secara lebih rinci;
·
Unit
/ Tim Rescue yang telah berada di
TKP;
·
Peralatan
dan Logistik yang harus disiapkan;
·
Kualifikasi
personil Rescue yang dibutuhkan;
·
Kemungkinan
ada hambatan di rute yang direncanakan dan data kemungkinan rute alternative.
|
|
3.
|
Tahap Operasi
|
|
a.
|
Segera
dibentuk organisasi operasi
|
|
b.
|
Tentukan
jaris komunikasi baik untuk operasi di TKP maupun koordinasi dengan markan
Induk
|
|
c.
|
Perhitungkan
kemampuan personil yang ada
|
|
d.
|
Perhitungkan
Logistik yang tersedia
|
|
e.
|
Lakukan
koordinasi dengan otoritas setempat
|
|
f.
|
Rencanakan
kemungkinan penambahan / pergantian personil
|
|
g.
|
Rencanakan
kemungkinan penambahan logistic bila durasi waktu operasi diperkirakan lebih
lama dari perkiraan awal
|
|
h
|
Rencanakan
kemungkinan kebutuhan bantuan fasilitas baik dari sumber setempat maupun dari
sumber lain
|
|
i.
|
Mulai
menyusun kronologi operasi
|
|
j.
|
Kumpulkan
dokumentasi
|
|
4.
|
Tahab Akhir Penugasan
Tahab
akhir penugasan adalah tahapan dimana operasi pertolongan telah selesai . Hal
ini dimungkinkan apabila :
|
|
a.
|
Subyek
/ korban telah tertolong semua
|
|
b.
|
Kemungkinan
sangat kecil menemukan dan menolong subyek / korban
|
|
c.
|
Waktu
yang direncanakan telah habis tanpa ada tanda-tanda menemukan subyek /
korban.
|
X.
|
PENUTUP
Demikian
uraian singkat tentang managemen Rescue yang harus dipahami oleh Rescuer
dalam rangka melaksanakan kegiatannya, pedoman diatas merupakan
pedoman dasar yang masih bisa dimodifikasi untuk disesuaikan dengan kondisi
dan kegiatan yang akan dihadapi.
|
SEKIAN TERIMA
KASIH
“ LINMAS ORA
PERLU KONDANG SING PENTING TUMANDANG
BAR KUWI
MADHANG “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar